Implementasi Manajemen keuangan di Sekolah
Setiap
sekolah seyogyanya memiliki rencana strategis untuk periode waktu tertentu yang
didalamnya mencakup visi, misi dan program, serta sasaran tahunan. Oleh karena itu
pembiayaan pendidikan yang terintegrasi dan komprehensif dengan rencana
strategi di sekolah dan diarahkan untuk ketercapaian tujuan lembaga sudah
didokumentasikan.
Sumber: http://pribadimam.blogspot.com/
Pada
dasarnya sumber pembiayaan untuk sekolah mengenal dua macam pembiayaan, yaitu:
pembiayaan rutin dan pembiayaan pembangunan. Biaya rutin adalah biaya yang
harus dikeluarkan dari tahun ke tahun seperti untuk gaji pegawai dan biaya
operasional. Untuk memperoleh biaya rutin, pimpinan sekolah harus dapat
menyusun anggaran sekolah tiap tahunnya. Pimpinan sekolah juga harus dapat
memotivasi komite sekolah, sekolahnya dan masyarakat setempat dalam rangka
pengumpulan dana yang diperoleh harus dikelola secara efektif untuk menjamin
agar peserta didik memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. Sedangkan biaya
pembangunan, misalnya biaya pembelian atau pengembangan tanah, penambahan
pembangunan gedung, furniture, dan lain-lain.
Komponen
utama manajemen keuangan meliputi, (1) prosedur anggaran; (prosedur akuntansi
keuangan; (3) pembelajaran, pergudangan, dan prosedur pendistribusian; (4)
prosedur investasi; dan (5) prosedur pemeriksaan. Dalam pelaksanaannya,
manajemen keuangan ini menganut asas pemisahan tugas antara fungsi otorisator,
ordonator dan bendaharawan.
Otorisator
adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan
penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator adalah pejabat yang berwenang
melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang
dilakukan berdasarkan otorisasi yang ditetapkan. Adapun bendaharawan adalah
pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang
atau surat-surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang serta
diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban (Mulyasa, 2011:49).
Tujuan utama
manajemen keuangan sekolah adalah:
a. Menjamin agar
dana yang tersedia dipergunakan untuk kegiatan harian sekolah dan menggunakan
kelebihan dana untuk diinvestasikan kembali
b. Memelihara
barang-barang (asset) sekolah, dan
c. Menjaga agar
peraturan-peraturan serta praktik penerimaan, pencatatan dan pengeluaran uang
diketahui dan dilaksanakan
Kerangka
kerja manajemen keuangan di sekolah mencakup pengertian sebagai berikut:
a. Pembukuan yang cermat dan akurat
b. Pertanggung jawaban yang luwes
c. Pertukaran pengeluaran
d. Kemudahan membelanjakan uang bagi
kepala sekolah, bila tidak akan menghambat kebebasan sekolah dalam bertransaksi
apa yang dibutuhkannya
e. Kebijakan keuangan dan
f. Alokasi dana yang tepat
Kepala sekolah harus menguasai betul apa yang dimiliki
dan dibutuhkan oleh tiap bagian. Agar dapat mengalokasikan dana dengan tepat,
perlu mengikutsertakan staf dan para pembantu kepala sekolah dalam proses
penentuan alokasi dana. Selain enam pengertian tadi, penerimaan dana sekolah
perlu mendapat perhatian pimpinan sekolah. Hal ini berkaitan dengan buku
catatan penerimaan dana sekolah, kepala sekolah perlu memahami tentang tujuan
diadakannya Buku Catatan Penerimaan Dana Sekolah, informasi yang harus
tercantum dalam setiap penerimaan dan memberdayakan uang tunai.
Selain itu
kepala sekolah perlu memahami praktik-praktik pemanfaatan jasa perbankan dan
jenis-jenis rekeningnya. Dia juga perlu memahami cara untuk pengamanan dana
selama bertransaksi dengan baik, penarikan dana dan cara mencegah pemalsuan.
Kepala sekolah hendaknya benar benar memahami dan dapat menjelaskan fungsi
tujuan manfaat pembukuan kepada staf keuangan.
Hal-hal yang
berkaitan dengan ini antara lain:
1) Buku pos
(vate book)
Buku pos pada
hakekatnya memuat informasi beberapa dana yang masih tersisa untuk tiap pos
anggaran. Buku pos mencatat peristiwa-peristiwa pembelanjaan uang harian. Dari
buku pos kepala sekolah dengan mudah dapa melihat apakah sekolah telah berlebih
membelanjakan uang. Karena itu, dianjurkan agar kepala sekolah menyelenggarakan
buku tersebut.
2) Faktur
Faktur dapat berupa buku atau lembaran lepas yang dapat diarsipkan. Faktur
berisi rincian tentang: (a) maksud pembelian; (b) tanggal pembelian; (c) jenis
pembelian; (d) rincian barang yang dibeli, (e) jumlah pembayaran, dan (f) tanda
tangan pemberi kuasa (kepala sekolah).
Hal-hal
penting yang perlu diperhatikan antara lain:
a) Harus
ada nomor untuk diagendakan
b) Kuitansi
pembelian harus dilampirkan
c) Faktur
untuk mempertanggungjawabkan penggunaan uang umum.
3) Buku kas
Mencatat rincian tentang penerimaan dan pengeluaran uang serta sisa saldo
secara harian dan pada hari yang sama, misalnya pembelian kapur tulis. Dengan
demikian kepala sekolah akan segera tahu tentang keluar masuknya uang pada hari
yang sama. Termasuk yang arus dicatat pada buku kas adalah Cheque yang diterima
dan dikeluarkan pada hari itu.
4) Lembar
cek
Merupakan alat bukti bahwa pembayaran yang dikeluarkan adalah sah. Lembar
cek dikeluarkan bila menyangkut tagihan atas pelaksanaan suautu transaksi,
misalnya barang yang dipesan sudah dikirimkan dan catatan transaksinya benar.
Orang berhak menandatangani lembar cek adalah kepala sekolah atau petugas
keuangan.
5) Jurnal
Sebagai pengawas keuangan kepala sekolah harus membuka buku jurnal dimana
seluruh transaksi keuangan semuanya dicatat.
6) Buku
besar
Ada data keuangan berarti informasi dan jurnal hendaknya dipindahkan ke buku besar atau buku kas induk pada setiap
akhir bulan. Buku besar mencatat kapan terjadinya transaksi keuangan, keluar
masuknya uang pada saat itu dab neraca saldonya.
7) Buku kas
pembayaran uang sekolah
Berisi catatan tentang pembayaran uang sekolah siswa menurut tanggal
pembayaran, jumlah dan sisa tunggakan atau kelebihan pembayaran sebelumnya.
Pencatatan untuk tiap pembayaran harus segera dilakukan untuk menghindari
timbulnya masalah karena kuitansi hilang, lupa menyimpan atau karena pekerjaan
yang menjadi bertumpuk.
8) Buku kas
piutang
Berisi daftar/catatan orang yang berutang kepada sekolah menurut jumlah
uang yang berutang, tanggal pelunasan, dan sisa utang yang belum dilunasi.
Informasi daam buku ini harus selalu dalam keadaan mutakhir untuk melihat
jumlah uang milik sekolah yang belum kembali.
9) Neraca
percobaan
Tujuannya adalah untuk mengetahui secara tepat keadaan neraca pertanggung
jawaban keuangan secara cepat, misalnya mingguan atau dua mingguan. Hal ini
memungkinkan kepala sekolah sewaktu-waktu (selama tahun anggaran) menentukan
hal yang harus didahulukan dan menangguhkan pengeluaran yang terlalu cepat dari
pos tertentu.
Komentar
Posting Komentar