Macam-macam Majas
Majas adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk menimbulkan kesan imajinatif atau menciptakan efek-efek tertentu bagi pembaca atau pendengarnya. Majas terdiri atas majas sindiran, majas penegasan, majas pertentangan, dan majas perbandingan.
a. Majas Sindiran
Majas sindiran terdiri dari ironi, sinisme, dan sarkasme.
1.Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud menyindir.
Contoh: Bajumu bagus sekali, sampai-sampai sobek dimana-mana.
2. Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung.
Contoh: Wah, sumur dirumahmu kering ya sampai-sampai aku kehausan dirumahmu.
3. Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini basanya
di ucapkan oleh orang yang sedang marah.
Contoh: Perutku tiba-tiba sakit setelah melihat wajahmu.
b. Majas Penegasan
1. Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.
Contoh: Kamu yang di pojokan sana cepat mendekat kesini.
2. Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.
Contoh: Kamu, kamu, kamu yang ku temui di setiap mimpiku.
3. Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.
Contoh:
Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban
4. Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.
Contoh: Sebagai manusia kita mendambakan lingkungan yang aman, nyaman, dan tentram.
5. Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut dan makin lama makin meningkat.
Contoh: Semua orang dari anak-anak, remaja, hingga orang tua menghadiri acara itu.
6. Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama menurun.
Contoh: Keamanan dan ketertiban sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah, guru dan murid.
7. Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya, tetapi tidak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.
Contoh: Apakah matahari terbit dari arah timur?
c. Majas Pertentangan
1. Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.
Contoh: Tua muda mempunyai semangat yang membara.
2. Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.
Contoh: Aku merasa sepi di tengah ramainya sekitarku.
3. Hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian.
Contoh: Suaramu menggelegar membelah angkasa.
4. Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.
Contoh: Mampirlah ke gubug hamba.
d. Majas Perbandingan
1. Asosiasi atau Perumpamaan adalah majas perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja di anggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti dan laksana.
Contoh: Seumpama kamu bulan, aku akan menjadi bintang.
2. Metafora adalah majas perbandingan yang menggunakan dua kata atau frasa bukan dengan arti sebenarnya. Penggabungan dua kata atau frasa tersebut menimbulkan makna baru.
Contoh: Grup musik itu sekarang naik daun.
3. Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia.
Contoh: Nyiur melambai-lambai di tiup angin.
4. Alegori adalah majas perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh. Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.
Contoh: Cerita Kancil dengan Buaya
5. Simbolik adlah majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda-benda lain sebagai simbol atau lambang.
Contoh: Melati, lambang kesucian.
6. Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau label dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut.
Contoh: Ayah membeli kijang di dealer. (Maksudnya mobil bermerk Kijang)
7. Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdoke terdiri atas dua bentuk berikut.
a). Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh: Orang itu menjadi mata-mata polisi.
b). Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh: Banjir melanda Jawa Timur.
a. Majas Sindiran
Majas sindiran terdiri dari ironi, sinisme, dan sarkasme.
1.Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud menyindir.
Contoh: Bajumu bagus sekali, sampai-sampai sobek dimana-mana.
2. Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung.
Contoh: Wah, sumur dirumahmu kering ya sampai-sampai aku kehausan dirumahmu.
3. Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini basanya
di ucapkan oleh orang yang sedang marah.
Contoh: Perutku tiba-tiba sakit setelah melihat wajahmu.
b. Majas Penegasan
1. Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.
Contoh: Kamu yang di pojokan sana cepat mendekat kesini.
2. Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.
Contoh: Kamu, kamu, kamu yang ku temui di setiap mimpiku.
3. Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.
Contoh:
Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban
4. Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.
Contoh: Sebagai manusia kita mendambakan lingkungan yang aman, nyaman, dan tentram.
5. Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut dan makin lama makin meningkat.
Contoh: Semua orang dari anak-anak, remaja, hingga orang tua menghadiri acara itu.
6. Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama menurun.
Contoh: Keamanan dan ketertiban sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah, guru dan murid.
7. Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya, tetapi tidak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.
Contoh: Apakah matahari terbit dari arah timur?
c. Majas Pertentangan
1. Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.
Contoh: Tua muda mempunyai semangat yang membara.
2. Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.
Contoh: Aku merasa sepi di tengah ramainya sekitarku.
3. Hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian.
Contoh: Suaramu menggelegar membelah angkasa.
4. Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.
Contoh: Mampirlah ke gubug hamba.
d. Majas Perbandingan
1. Asosiasi atau Perumpamaan adalah majas perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja di anggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti dan laksana.
Contoh: Seumpama kamu bulan, aku akan menjadi bintang.
2. Metafora adalah majas perbandingan yang menggunakan dua kata atau frasa bukan dengan arti sebenarnya. Penggabungan dua kata atau frasa tersebut menimbulkan makna baru.
Contoh: Grup musik itu sekarang naik daun.
3. Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia.
Contoh: Nyiur melambai-lambai di tiup angin.
4. Alegori adalah majas perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh. Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.
Contoh: Cerita Kancil dengan Buaya
5. Simbolik adlah majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda-benda lain sebagai simbol atau lambang.
Contoh: Melati, lambang kesucian.
6. Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau label dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut.
Contoh: Ayah membeli kijang di dealer. (Maksudnya mobil bermerk Kijang)
7. Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdoke terdiri atas dua bentuk berikut.
a). Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh: Orang itu menjadi mata-mata polisi.
b). Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh: Banjir melanda Jawa Timur.
Komentar
Posting Komentar