Implikasi Terhadap Sistem Komunikasi Organisasi
Dalam teori
manajerial grid terdapat dua orientasi yang dijadikan ukuran yaitu berfokus
pada manusia dan pada tugas. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya hubungan
antar individu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepada bawahan. Sebagai
seorang pemimpin, bertugas memberikan arahan serta bimbingan terhadap
bawahannya, sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik.
Implikasi teori ini terhadap system komunikasi organisasi adalah bahwa teori
ini memandang pentingnya komunikasi dalam menjalankan kepemimpinan dengan lima gaya
yang berbeda dari para pemimpin. Adanya orientasi terhadap dua aspek tersebut
menunjukkan bahwa kepemimpinan dalam organisasi harus memperhatikan hubungan
antar individu satu dengan lainnya sebagai motivasi dalam mengerjakan tugas.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu terjun diberbagai kalangan baik
itu dengan para pimpinan lainnya, maupun dengan bawahan sebagai asset berharga
organisasi. Semua ini terjalin apbila pemimpin tersebut memiliki pendekatan
perilaku yang baik. Hal ini membutuhkan komunikasi yang efektif.
Menurut
Blake dan Mouton, gaya kepemimpinan team merupakan
gaya kepemimpinan yang
paling disukai. Kepemimpinan gaya ini berdasarkan integrasi dari dua
kepentingan yaitu pekerjaan dan manusia. Pada umumnya, kepemimpinan gaya team
berasumsi bahwa orang akan menghasilkan sesuatu apabila mereka memperoleh
kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang berarti. Selain itu, dalam
kepemimpinan gaya team terdapat kesepkatan untuk melibatkan anggota organisasi
dalam pengambilan keputusan dengan maksud mempergunakan kemampuan mereka untuk
memperoleh hasil yang terbaik yang mungkin dapat dicapai.
Teori X dan
Y
Teori ini
dikemukakan oleh Douglas Mc. Gregor (1967), yang memiliki pandangan berbeda
mengenai manusia yaitu pada dasarnya manusia bersifat negative (Teori X), dan
bersifat positif (Teori Y). Mc. Gregor menyimpulkan bahwa pandangan seorang
manajer tentang sifat manusia didasarkan pada pengelompkkkan asumsi tertentu
dan manajer tersebut cenderung membentuk perilakunya terhadap bawahan sesuai
dengan asumsi tersebut. Dalam teori X, terdapat empat asumsi, diantaranya :
- Bawahan tidak suka bekerja dan bilamana mungkin, akan berusaha menghindarinya
- Karena bawahan tidak suka bekerja, mereka harus dipaksa, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman
- Bawahan akan mengellakkan tanggung jawab dan sedapat mungkin hanya mengikuti perintah formal
- Kebanyakan bawahan mengutamakan rasa aman (agar tidak ada alasan untuk dipecat) dan hanya menunjukkan sedikit ambisi
Sedangkan,
dalam teori X diasumsikan bahwa :
- Bawahan memandang bahwa pekerjaan sama alamiahnya dengan istirahat dan bermain
- Seseorang yang memiliki komitmen pada tujuan akan melakukan pengarahan dan pengendalian diri
- Seseorang yang biasa-biasa saja dapat belajar untuk menerima, bahkan mencari tanggung jawab
- Kreativitas yaitu kemampuan untuk membuat keputusan yang baik (pendelegasian wewenang dan tanggung jawab)
Komentar
Posting Komentar