Teori Sistem Informasi Akuntansi

A.  Definisi Sistem Informasi Akuntansi
Suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak luar perusahaan dan pihak ekstern.

Definisi Sistem Informasi Akuntansi menurut pendapat para ahli:
1.      Moscove dalam Baridwan (2009:4) mengungkapkan definisi sistem informasi akuntansi sebagai berikut: Sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa, dan
mengkomunikasikan informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan kepada pihak-pihak luar (seperti inspeksi pajak, investor, dan kreditur) dan pihak-pihak dalam (terutama manajemen).
2.      Menurut Krismiaji (2010:4), sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis.
3.      Bodnar dan Hopwood (2003:1) menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi.
4.      Jusup (2005:395) menyebutkan bahwa sistem akuntansi terdiri atas dokumen bukti transaksi, alat-alat pencatatan, laporan-laporan, dan prosedur-prosedur yang digunakan perusahaan untuk mencatat transaksi-transaksi serta melaporkan hasil-hasilnya. Jadi, sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya yang diatur untuk mengolah data menjadi informasi yang digunakan untuk mengambil keputusan.

B.  Evolusi Model Sistem informasi Akuntansi

1.      Model Proses Manual: bentuk yang paling tua dan tradisional dari sistem akuntansi , membentuk peristiwa-peristiwa fisik, sumber daya personal yang mencirikan kebanyakan proses bisnis.
2.      Model Flat File : menjelaskan suatu lingkarang dimana file-file data individu tidak berkaitan file-file lainnya. Pemakaian akhir mempunyai file data dan tidak menggunakan bersama pemakai lainnya.
3.      Model sistem basis data: menggambarkan pemusatkan data perusahaan ke dalam satu basis data bersama yang dibagi bersama dengan semua pengguna. Akses ke sumber daya data dikendalikan melalui system manajemen basis data (database management system-DBMS). DBMS adalah peranti lunak system khusus yang di program untuk mengetahui elemen data mana yang penggunanya memiliki hak untuk mengaksesnya. Program dari pengguna akan mengirim permintaan data ke DBMS, yang akan menvalidasi serta mengotorisasi akses ke basis data berdasarkan tingkat otoritas pengguna. Jika pengguna meminta data yang tidak sesuai dengan hak aksesnya, permintaan itu akan ditolak.
4.      Model sistem REAREA adalah kerangka kerja akuntansi untuk pemodelan resources (sumber daya), events (kegiatan), dan agents (pelaku) perusahaan yang sangat penting, dan hubungan diantaranya. Dari tempat penyimpanan ini, tampilan pengguna dapat dibentuk untuk memenuhi kebutuhan semua pengguna dalam perusahaan. Ketersediaan beberapa tampilan memungkinkan penggunaan data transaksi secara fleksibel dan memungkinkan pengembangan system informasi akuntansi yang mendorong, dan bukan menghambat, integrasi.
5.      Model sistem ERPERP adalah model sistem informasi yang memungkinkan perusahaan mengotomatiskan dan mengintegrasikan berbagai proses bisnis utamanya selain itu berbagai hambatan fungsional tradisional dapat diatasi karena system ini menfasilitasi adanya data bersama di antara semua pengguna di perusahaan

C.  Sistem Informasi Akuntansi Berjalan Efektif

Kita ambil contoh kasus bagaimana sistem informasi akuntansi tersebut berjalan efektif di perusahaan PT. Yamaha Mataran Sakti Semarang.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi sistem infomasi akuntansi penjualan, efektivitas pelaksanaan pengendalian intern penjualan, dan mengevaluasi sistem informasi akuntansi penjualan dalam menunjang efektivitas pengendalian intern penjualan yang diterapkan oleh PT. Yamaha Mataram Sakti Semarang.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Sistem informasi akuntansi penjualan yang diterapkan oleh PT. Yamaha Mataram Sakti Semarang dapat menyajikan informasi yang dibutuhkan manajemen perusahaan dan informasi yang di hasilkan akurat, tepat waktu, dan relevan; Pengendalian intern penjualan telah berjalan efektif, yaitu mencakup unsur pokok pengendalian intern : struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas, sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya, praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya; Sistem informasi akuntansi penjualan yang diterapkan oleh PT. Yamaha Mataram Sakti Semarang dapat menunjang efektivitas pelaksanaan pengendalian intern penjualan perusahaan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan sistem informasi akuntansi yang baik dan memadai maka tujuan dari sistem informasi akuntansi akan dapat tercapai sehingga pengendalian intern pada PT. Yamaha Mataram Sakti Semarang akan berjalan secara efektif.

Daftar Pustaka:

Komentar